Alga
Alga adalah kelompok Protista yang
menyerupai tumbuhan.
Ciri khas alga yaitu :
Ø Ada yang uniselular ada yang multiselular
Ø Tubuh alga tidak memilki jaringan atau organ yang khusus
seperti akar,batang,dan daun sejati.Oleh karena itu,alga disebut tumbuhan talus
(Thallophyta)
Ø Fotosintesis,karena berklorofil (terdapat dalam kloroplas)
Ø Hidup di perairan (tawar maupun asin)
Ø Memiliki pigmen tambahan
Ø Ukuran amat beragam.
Ø Tubuh algae disebut talus.
Ø Bersifat eukariotik → inti sel memiliki membran.
Ø Bersifat autotrof.
Ø Reproduksi → aseksual (pembelahan sel, fragmentasi) dan
seksual (isogami,anisogami, oogami).
Penggolongan Alga :
Smith membagi algae menjadi; Divisi: Chlorophyta,
Euglenophyta, Pyrrophyta, Chrysophyta, Phaeophyta, Rhodophyta dan Cyanophyta.
Pyrrophyta, Chrysophyta,dan Euglenophyta termasuk Protista (Protista algae);
Cyanophyta termasuk Monera.
Alga yang hidup melayang-layang di permukaan air disebut neuston,
sedangkan yang hidup di dasar perairan disebut bersifat bentik. Alga
yang bersifat bentik digolongkan menjadi :
a.
epilitik (hidup di atas batu)
b.
epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)
c.
epipitik (melekat pada tanaman)
d.
epizoik (melekat pada hewan).
Berdasarkan
habitatnva di perairan, alga dibedakan atas :
a.
alga subaerial, yaitu alga yang hidup di daerah permukaan
b.
alga intertidal, yaitu alga yang secara periodik muncul di permukaan karena
naik turunnya air akibat pasang surut
c.
alga sublitoral, yaitu alga yang hidup di bawah permukaan air
d.
alga edafik, yaitu alga yang hidup di dalam tanah.
Berdasarkan
perbedaan pigmen,Alga dibagi menjadi 4 Divisi yaitu :
1.
CLOROPHYTA (ganggang hijau)
Mengandung pigmen hijau, yaitu klorofil Contoh :
-
Chlamydomonas sp.
-
Chlorella sp.
-
Euglena sp. Volvox sp. mahluk transisi antara ganggang dan protozoa
2.
CHRYSOPHYTA (ganggang keemasan)
Memiliki pigmen Karoten, disamping adanya klorofil. Contohnya yang paling umum
adalah Navicula sp. (Ganggang kresik = Diatomae), ganggang ini mengandung zat
kersik yaitu silikat. Tanah yang mengandung ganggang ini disebut Tanah Diatom,
baik sekali sebagai bahan lapisan pada dinamit, dapat pula digunakan sebagai
bahan penggosok, saringan dan lain-lain.
3.
PHAEOPHYTA (ganggang pirang=ganggang coklat)
Memiliki pigmen Fikosantin, disamping adanya klorofil. Semua anggotanya hidup
di laut. Contohnya:
-
Turbinaria australis
-
Sargassum siliquosum
-
Fucus vesiculosus (bahan pewarna alami)
Beberapa
jenis ganggang ini menghasil-kan Asam Alginat yang berguna bagi industri
tekstil dan makanan sebagai zat warna.
4.
RHODOPHYTA (ganggang merah)
Memiliki pigmen Fikoeritrin, di samping ada-nya klorofil.
Contohnya:
-
Eucheuma spinosum, merupakan penghasil agar-agar.
-
Gracillaria sp., menghasilkan bahan untuk pembuatan kosmetika.
Beberapa jenis alga dapat bersimbiosis dengan organisme
lainnya. Misalnya, Chlorella sp. hidup bersama Paramecium, Hydra,
atau Mollusca; alga Platymonas sp. hidup bersama cacing pipih Convoluta
roscoffensis.
Alga ada yang bersel tunggal (uniseluler), membentuk koloni
berupa filamen (kumpulan sel berbentuk benang) atau koloni yang tidak membentuk
filamen. Alga uniseluler ada yang dapat bergerak atas kekuatan sendiri (motil)
dan ada yang tidak dapat bergerak (nonmotil). Alga uniseluler yang
mikroskopis tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Sebaliknya, ada alga
yang membentuk koloni berupa. filamen berukuran cukup besar sehingga dapat
dilihat dengan mata telanjang. Sel yang terletak paling bawah pada filamen
membentuk alat khusus untuk menempel pada batu, batang pohon, pasir, atau
lumpur. Alat tersebut dinamakan pelekap. Koloni alga yang tidak
membentuk filamen umumnya berbentuk bola atau pipih tanpa pelekap.
Kelompok-Kelompok Alga :
Alga memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil
sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu, alga juga memiliki pigmen
lain yang dominan. Berdasarkan dominansi pigmennya, alga dapat dibedakan
menjadi alga cokelat, alga merah, alga keemasan, diatom, dan alga hijau.
a.
Alga Cokelat (Phaeophyta)
Warna alga cokelat ditimbulkan oleh adanya pigmen cokelat (fukosantin)
yang secara dominan menyelubungi warna hijau dari klorofil pada jaringan.
Selain fukosantin, alga cokelat juga mengandung pigmen lain seperti klorofil
a, klorofil c, violasantin, beta-karoten, dan diadinosantin.
Alga cokelat merupakan alga yang memiliki talus terbesar
dibandingkan jenis alga lainnya. Pada kondisi yang sesuai, Macrocystis sp.
atau alga cokelat raksasa dapat mencapai panjang 100 meter dan kecepatan tumbuh
mencapai 15 cm per hari. Alga cokelat yang sering ditemukan di tepi pantai
sedang mengalami fase diploid dari siklus hidupnya.
1)
Ciri-ciri alga cokelat
Ciri-ciri
alga cokelat adalah sebagai berikut.
a)
Ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai makroskopis. Berbentuk tegak,
bercabang, atau filamen tidak bercabang.
b)
Memiliki kloroplas tunggal. Ada kloroplas yang berbentuk lempengan diskoid
(cakram) dan ada pula yang berbentuk benang.
c)
Memiliki pirenoid yang terdapat di dalam kloroplas. Pirenoid merupakan tempat
menyimpan cadangan makanan. Cadangan makanan yang terdapat pada alga ini berupa
laminarin.
d)
Bagian dalam dinding sel tersusun dari lapisan selulosa, sedangkan bagian luar
tersusun dari gumi. Pada dinding sel dan ruang antarsel terdapat asam
alginat (algin).
e)
Mempunyai jaringan transportasi air dan zat makanan yang analog dengan
jaringan transportasi pada tumbuhan darat.
2)
Habitat
Alga
cokelat umumnya hidup di air laut, terutama laut yang bersuhu agak dingin dan
sedang. Hanya ada beberapa jenis alga cokelat yang hidup di air tawar.
Di
daerah subtropis, alga cokelat hidup di daerah intertidal, yaitu daerah literal
sampai sublitoral. Di daerah tropis, alga cokelat biasanya hidup di kedalaman
220 meter pada air yang jernih.
3)
Cara hidup
Alga
cokelat bersifat autotrof. Foto-sintesis terjadi di helaian yang menyerupai
daun. Gula yang dihasilkan ditransportasikan ke tangkai yang menyerupai batang.
4)
Peranan alga cokelat dalam kehidupan
Alga
cokelat bermanfaat bagi industri makanan dan farmasi. Algin (asam alginat) yang
merupakan bagian koloid dari alga cokelat digunakan dalam pembuatan es krim,
pil, tablet, salep, obat pembersih gigi, losion, dan krem sehabis bercukur.
Selain itu, alga cokelat digunakan untuk makanan ternak dan sebagai pupuk
karena kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi sedangkan fosfornya
rendah.
5)
Reproduksi
Reproduksi
pada alga cokelat terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual
dengan pembentukan zoospora berflagela dan fragmentasi, sedangkan
reproduksi seksual terjadi secara oogami atau isogami. Reproduksi
seksual alga cokelat hampir serupa dengan pembiakan generatif tumbuhan tingkat
tinggi. Contohnya adalah reproduksi pada Fucus vesiculosus. Selain
berkembang biak secara aseksual dengan fragmentasi, Fucus vesiculosus juga
berkembang biak dengan cara seksual dengan oogami.
Proses oogami adalah sebagai berikut. Ujung lembaran talus
yang fertil membentuk reseptakel, yaitu badan yang mengandung alat
pembiak. Di dalam reseptakel terdapat konseptakel yang mengandung anteridium
yang menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid) dan oogonium yang
menghasilkan sel telur dan benang-benang mandul (parafisis).
Anteridium berupa sel-sel berbentuk jorong yang terletak
rapat satu sama lain pada filamen pendek bercabang-cabang yang muncul dari
dasar dan tepi konseptakel. Tiap anteridium menghasilkan 64 spermatozoid.
Oogonium berupa badan yang duduk di atas tangkai. Oogonium
jumlahnya sangat banyak dan tiap oogonium mengandung 8 sel telur. Akan tetapi,
hanya 40% dari sel telur yang dapat dibuahi dan hanya 1 atau 2 dari setiap
100.000 spermatozoid dapat membuahi sel telur. Zigot lalu membentuk dinding
selulosa dan pektin, kemudian melekat pada suatu substrat dan tumbuh menjadi
individu baru yang diploid.
Contoh
alga cokelat, antara lain:
a)
Fucus serratus
b)
Macrocystis pyrifera
c)
Sargassum vulgare
d)
Turbinaria decurrens
b.
Alga Merah (Rhodophyta)
Alga merah berwarna merah sampai ungu, tetapi ada juga yang
lembayung atau kemerah-merahan. Kromatofora berbentuk cakram atau lembaran dan
mengandung klorofil a, klorofil b, serta karotenoid. Akan tetapi, warna lain
tertutup oleh warna merah fikoeritrin sebagai pigmen utama yang mengadakan
fluoresensi. Jenis Rhodophyta tertentu memiliki fikosianin yang memberi warna
biru.
1)
Ciri-ciri alga merah
a)
Talus berupa helaian atau berbentuk seperti pohon. Banyak alga merah yang
tubuhnya dilapisi kalsium karbonat.
b)
Tidak memiliki flagela.
c)
Dinding sel terdiri dari komponen yang berlapis-lapis. Dinding sel sebelah
dalam tersusun dari mikrofibril, sedangkan sisi luar tersusun dari lendir.
Komponen kimia mikroribril terutama adalah xilan, sedangkan komponen
kimia dinding mikrofibril luarnya adalah manan. Dinding sel alga merah
mengandung polisakarida tebal dan lengket yang bernilai komersial.
d)
Memiliki pigmen fotosintetik fikobilin dan memiliki pirenoid yang terletak di
dalam kloroplas. Pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan atau hasil
asimilasi. Hasil asimilasinya adalah sejenis karbohidrat yang disimpan dalam bentuk
tepung fluorid, fluoridosid (senyawa gliserin dan galaktosa), dan tetes minyak.
Tepung fluorid jika ditambah lodium menunjukkan warna kemerah-merahan.
2)
Cara hidup
Alga
merah umumnya bersifat autotrof. Akan tetapi ada pula yang heterotrof, yaitu
yang tidak memiliki kromatofora dan biasanya bersifat parasit pada alga lain.
3)
Habitat
Alga
merah umumnya hidup di laut yang dalam, lebih dalam daripada tempat hidup alga
cokelat. Sepertiga dari 2500 spesies yang telah diketahui, hidup di perairan
tawar dan ada juga yang hidup di tanah. Biasanya organisme ini merupakan
penyusun terumbu karang laut dalam.
Alga
merah berperan penting dalam pembentukan endapan berkapur, baik di lautan
maupun di perairan tawar.
4)
Reproduksi
Alga
merah dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual
terjadi melalui pembentukan dua anteridium pada ujung-ujung cabang talus.
Anteridium menghasilkan gamet jantan yang disebut spermatium.
Gametangium betina disebut karpogonium yang terdapat pada ujung cabang
lain.
Karpogonium
terdiri dari satu sel panjang. Bagian karpogonium bawah membesar seperti botol,
sedangkan bagian atasnya membentuk gada atau benang dan dinamakan trikogen.
Inti sel telur terdapat di bagian bawah yang membesar seperti botol.
Spermatium
mencapai trikogen karena terbawa air (pergerakan secara pasif). Spermatium
kemudian melekat pada trikogen. Setelah dinding perlekatan terlarut, seluruh
protoplasma spermatium masuk dalam karpogonium. Setelah terjadi pembuahan,
terbentuklah sumbat di bagian bawah. karpogonium. Sumbat itu memisahkan
karpogonium dan trikogen. Zigot hasil pembuahan akan membentuk benang-benang
sporogen. Dalam sel-sel di ujung benang sporogen itu, terbentuk spora yang
masing-masing memiliki satu inti dan satu plastida; spora tersebut dinamakan
karpospora. Karpospora akhirnya keluar dari sel-sel ujung benang sporogen
sebagai protoplasma telanjang berbulu cambuk. Karpospora ini mula-mula
berkecambah menjadi protalium yang akhirnya tumbuh menjadi individu baru
lengkap dengan alat-alat generatifnya.
Reproduksi
aseksual terjadi dengan membentuk tetraspora. Tetraspora akan menjadi
gametangium jantan dan gametangium betina. Gametangium jantan dan betina akan
bersatu membentuk karposporofit. Karposporofit kemudian menghasilkan tetraspora,
Contoh anggota-anggota Rhodophyta antara lain: Corrallina, Palmaira,
Batrachospermum moniliforme, Gelidium, Gracilaria, Eucheuma, dan
Scicania furcellata.
5)
Peranan alga merah dalam kehidupan
Alga
merah jenis tertentu dapat menghasilkan agar yang dimanfaatkan antara lain
sebagai bahan makanan dan kosmetik, misalnya Eucheuma spinosum. Di
beberapa negara, misalnya Jepang, alga merah ditanam sebagai sumber makanan.
Selain itu juga dipakai dalam industri agar, yaitu sebagai bahan yang dipakai
untuk mengeraskan/memadatkan media pertumbuhan bakteri. Beberapa alga
merah yang dikenal dengan sebutan alga koral menghasilkan kalsium karbonat di
dinding selnya. Kalsium karbonat ini sangat kuat dalam mengatasi terjangan
ombak. Kelebihan ini menjadikan alga kural memiliki peran penting dalam
pembentukan terumbu karang (Campbell et al. 2003; Solomon et al. 2005).
c.
Alga Keemasan (Chrysophyta)
Chrysophyta diambil dari kata Yunani chrysos yang
berarti emas. Kelompok alga keemasan memiliki keragaman komposisi pigmen,
dinding sel, dan tipe flagela sel. Alga keemasan mengandung klorofil dan
karoten, dan santofil.
1)
Ciri-ciri alga keemasan
Ciri-ciri
alga keemasan adalah sebagai berikut :
a)
Bentuk talus ada yang berupa batang atau telapak tangan.
b)
Alga keemasan yang bersel satu ada yang memiliki 2 flagela heterodinamik, yaitu
sebagai berikut.
(1)
Satu flagela mempunyai tonjolan seperti rambut yang disebut mastigonema.
Flagela seperti ini disebut pleuronematik. Flagela pleuronematik
mengarah ke anterior.
(2) Satu flagela lagi tidak
mempunyai tonjolan seperti rambut disebut akronematik, mengarah ke
posterior.
Kedua flagela heterodinamik ini ada yang
hampir sama panjangnya (contohnya pada synura) ada pula yang sedikit
berbeda panjangnya (contohnya pada Ochromonas). Tidak semua alga. keemasan
memiliki flagela heterodinamik, ada pula yang hanya mempunyai satu flagela atau
dua flagela yang sama bentuknya.
c)
Pada kloropas alga keemasan jenis tertentu, ditemukan pirenoid yang merupakan
tempat persediaan makanan. Persediaan makanan berupa krisolaminarin (dahulu
disebut leukosin). Selain itu di dalam vakuola terdapat tetes-tetes minyak.
2) Habitat
Habitatnya
di air tawar atau air laut, serta tempat-tempat yang basah.
3)
Cara hidup
Alga
keemasan hidup secara autotrof. Artinya dapat mensintesis makanan sendiri
karena memiliki klorofil untuk berfoto-sintesis. Klorofil yang dimilikinya
antara lain klorofil a, klorofil c, dan karotenoid, termasuk juga fukbsantin.
4)
Reproduksi
Reproduksi
pada alga keemasan dapat terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi
aseksual dengan cara membelah diri menghasilkan spora motil berflagela, yang
disebut zoospora. Reproduksi seksual dengan cara membentuk sel khusus yang
disebut auksospora. Auksospora adalah zigot yang dilindungi oleh suatu dinding
sel yang berbeda dengan dinding sel pada umumnya.
5)
Peranan alga keemasan dalam kehidupan
Alga keemasan merupakan penyusun
utama plankton yang berperan penting sebagai produsen di lingkungan perairan laut.Contoh
alga Keemasan : Ochromonas, Navicula sp, Vaucheria.
d. Alga Diatom (Bacillariophyta)
Inti sel dan kloropas diatom berwarna cokelat keemasan,
tetapi ada juga yang berwarna hijau kekuningan atau cokelat tua. Sebagian besar
diatom bersifat uni-seluler, walaupun ada juga yang berkoloni.
1)
Ciri-ciri umum diatom
a)
Talus bersel satu. Struktur talus terdiri dari dua bagian, yaitu wadah (kotak)
disebut hipoteka dan tutupnya disebut epiteka. Epiteka berukuran lebih besar
daripada hipoteka. Di antara dua kotak dan tutup terdapat rafe atau
celah, dindingnya mengandung zat kersik (silika).
b)
Inti sel berada di pusat sitoplasma,
c)
Kloroplasnya mempunyai bentuk yang bervariasi, yaitu seperti cakram, seperti
huruf H, periferal, dan pipih.
2)
Habitat
Hidup
di air tawar, laut, dan daratan yang lembab sebagai plankton atau bentos.
3)
Cara hidup
Diatom
termasuk organisme autotrof karena memiliki pigmen-pigmen fotosintesis. Pigmen
fotosintensisnya adalah klorofil klorofil,karoten,fukosantin,diatoksantin,dan
diadi-noksantin.
4)
Reproduksi
Reproduksi
diatom terjadi secara seksual dan aseksual. Pada saat diatom bereproduksi
secara aseksual melalui mitosis, hipoteka dan epiteka memisah. Setiap bagian
akan membentuk bagian baru di dalam bagian yang lama. Artinya, hipoteka sel
lama menjadi epiteka sel baru dan epiteka sel lama tetap menjadi epiteka sel
baru. Jadi, salah satu sel anakan berukuran tetap, sedangkan satu sel anakan
lainnya berukuran lebih kecil daripada sel induknya. Pembelahan mitosis terus
berlangsung sampai terbentuk sel anakan yang berukuran sekitar 30% dari besar
sel aslinya. Setelah mencapai ukuran minimum tersebut, diatom kemudian
bereproduksi secara seksual. Sel diatom menghasilkan sperma dan telur. Sperma
kemudian bergabung dengan telur membentuk zigot. Zigot akan tumbuh dan
berkembang menjadi berukuran normal seperti aslinya. Setelah diatom mencapai
ukuran normal, diatom akan kembali melakukan reproduksi aseksual melalui
pembelahan mitosis.
5)
Peran diatom dalam kehidupan
Diatom
yang mati di lautan akan mengendap di dasar laut menjadi tanah diatom. Tanah
diatom berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat,
dinamit, pembuat saringan, bahan penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis dan
piringan hitam (Mader 2004; Solomon et al. 2005).
e.
Alga Hijau (Chlorophyta)
Alga hijau memiliki pigmen, hasil metabolisme, dan struktur
dinding sel yang mirip dengan tumbuhan darat. Berdasarkan data molekuler saat
ini, banyak ilmuwan yang memasukkan kelompok ini dalam kingdom Plantae.
1)
Ciri-ciri alga hijau
Ciri-ciri
Chlorophyta adalah sebagai berikut :
a)
Ada yang bersel satu, ada yang membentuk koloni.
b)
Bentuk tubuhnya ada yang bulat, filamen, lembaran, dan ada yang
menyerupai tumbuhan tinggi.
c)
Bentuk dan ukuran kloroplas beraneka ragam, ada yang seperti mangkok,
busa, jala, atau bintang. Di dalam kloroplas terdapat ribosom dan DNA. Selain
itu terdapat pirenoid sebagai tempat penyimpanan hasil asimilasi yang berupa
tepung dan lemak. Organel lainnya adalah badan Golgi, mitokondria, dan
retikulum endo-plasma.
d)
Pada sel reproduktif yang motil terdapat pigmen yang disebut stigma (bintik
mata merah).
e)
Di dalam sitoplasma sel yang dapat bergerak terdapat vakuola kontraktil,
Vakuola kontraktil berfungsi sebagai alat osmoregulasi.
f)
Inti sel alga hijau memiliki dinding, sehingga bentuknya tetap. Inti yang
demikian disebut eukarion.
g)
Pada alga hijau yang motil terdapat dua flagela yang sama panjang.
2)
Habitat
Habitat
alga ini di air tawar, air laut, dan tanah-tanah yang basah. Ada pula yang
hidup di tempat yang kering.
3)
Cara hidup
Alga
hijau hidup secara autotrof. Alga ini berwarna hijau karena adanya klorofil a,
b, beta-karoten, dan santofil. Ada pula yang bersimbiosis dengan jamur
membentuk lumut kerak.
4)
Reproduksi
Reproduksi
aseksual terjadi dengan pembentukan zoospora, yaitu spora yang dapat bergerak
atau berpindah tempat. Zoospora berbentuk seperti buah pir yang memiliki dua
sampai empat bulu cambuk, vakuola kontraktil, dan satu bintik mata berwarna
merah (stigma).
Reproduksi
seksual berlangsung dengan konjugasi, yaitu bersatunya zigospora. Zigospora
tidak mempunyai alat gerak.
5)
Peranan alga hijau dalam kehidupan
Sifat
alga hijau yang autotrof menjadikannya sebagai produsen penting, di manapun
habitatnya.
Contoh
beberapa jenis alga hijau antara lain Spirogyra, Volvox, Chlamydomonas,
Ulva, dan Stigeoclonium. Berikut ini akan kita bahas tentang
Spirogyra, Ulva, dan Chlorella.
a)
Spirogyra
Habitat
Spirogyra adalah di air tawar. Alga ini mudah dikenali karena memiliki
kloroplas besar berbentuk pita melingkar di dalam sel. Reproduksi aseksual
dengan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksualnya secara konjugasi.
Proses
konjugasi berlangsung sebagai berikut. Spirogyra yang berbeda jenis berdekatan,
kemudian muncul tonjolan yang saling mendekati hingga bersatu membentuk
pembuluh. Protoplasma dari sel Spirogyra jenis + pindah ke sel Spirogyra jenis
-, sehingga terjadi persatuan plasma (plasmogami) yang kemudian diikuti
persatuan inti (kariogami). Hasil persatuan ini berupa zigospora yang diploid.
Zigospora mengalami meiosis dan terbentuklah empat sel baru yang diploid.
Dari
keempat sel ini, ada satu sel yang tumbuh menjadi benang Spirogyra.
b)
Ulva
Koloni
Ulva membentuk suatu lembaran setebal dua sel, lebarnya beberapa cm dan panjang
30 cm atau lebih. Ulva ditemukan pada air asin dan air payau, menempel pada
kayu-kayuan atau batu-batu karang sepanjang pantai.
Reproduksi
aseksualnya dengan zoospora berflagela empat. Reproduksi seksualnya terjadi
dengan bersatunya sel kelamin jantan dan sel kelamin betina yang masing-masing
berbentuk seperti zoospora biasa. Akan tetapi, kedua jenis kelamin itu
berukuran lebih kecil daripada zoospora biasa dan masing-masing berflagela dua.
c)
Chlorella
Chlorella
hidup di air tawar, air laut, dan tempat yang basah. Bentuk Chlorella seperti
bola dengan kloroplas berbentuk seperti mangkuk.
Chlorella
berpotensi menjadi sumber makanan baru karena beberapa hal berikut.
(1)
Dalam lingkungan yang baik, perkembangbiakan berlangsung cepat. Suhu
ideal untuk fotosintesisnya ialah sekitar 25 °C.
(2)
Jika dalam kulturnya dimasukkan zat organik sederhana, yaitu karbon
dioksida dan cahaya, alga ini akan berfotosintesis dan menghasilkan
karbohidrat, protein, serta lemak.
Jika
intensitas cahaya, lama penyinaran, dan mineral yang terdapat dalam substratnya
diatur dengan tepat, alga ini akan menghasilkan karbohidrat, protein, dan
lemak.
Peran Alga dalam Bioproses atau
Mikrobiologi Industri :
1.Mikroalga
Penyerap Limbah Logam Berat
Bioremediasi
didefinisikan sebagai proses membersihkan (clean up) lingkungan dari
bahan-bahan pencemar (pollutant) secara biologi atau dengan menggunakan
organisme hidup. Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat
pencemar menjadi bahan yang kurang toksik atau tidak toksik (karbon dioksida
dan air). Keuntungan penggunaan mikroorganisme sebagai bioremediasi adalah
biaya yang rendah, efisiensi yang tinggi, biosorbennya dapat diregenerasi, dan
tidak perlu nutrisi tambahan. Proses
bioremediasi berpotensi tinggi dalam kontribusinya untuk mengurangi kadar logam
berat pada level konsentrasi yang sangat rendah. Bioremediasi lebih efektif
dibanding dengan pertukaran ion dan reverse osmosis. Proses bioremediasi ion
logam berat umumnya terdiri dari dua mekanisme yang melibatkan proses
pengambilan aktif dan pengambilan pasif.
2.Alga
Laut sebagai Penghasil Bioetanol dan Biodiesel.
Proses
pembuatan bioetanol dari alga yaitu persiapan bahan baku, yang berupa proses
hidrolisa pati menjadi glukosa. Tahap kedua berupa proses fermentasi, mengubah
glukosa menjadi etanol dan CO2. Sedangkan, tahap ketiga yaitu pemurnian hasil
dengan cara distilasi. Tetapi sebelum distilasi, perlu dilakukan pemisahan
antara padatan dengan cairan, untuk menghindari terjadinya penyumbatan selama
proses distilasi. Distilasi dilakukan untuk memisahkan etanol dengan air. Titik
didih etanol murni adalah 78 oC sedangkan air adalah 100 oC
untuk kondisi standar. Dengan memanaskan larutan pada suhu rentang 78 – 100
oC akan mengakibatkan sebagian besar etanol menguap, dan melalui unit
kondensasi akan bisa dihasilkan etanol dengan konsentrasi 95 % volume.
3.Alga Laut sebagai Sumber Senyawa
Bioaktif
Alga
hijau, alga merah ataupun alga coklat merupakan sumber potensial senyawa
bioaktif yang sangat bermanfaat bagi pengembangan (1) industri farmasi
seperti sebagai anti bakteri, anti tumor, anti kanker atau sebagai reversal
agent dan (2) industri agrokimia terutama untuk antifeedant, fungisida dan
herbisida.
4.Alga Laut sebagai Pupuk Organik
Dikarenakan kandungan kimiawi yang terdapat dalam alga laut
merupakan nutrien yangsangat penting bagi semua mahluk hidup termasuk
tumbuh-tumbuhan, maka alga laut dapatdimanfaatkan sebagai sumber alternatif
penganti pupuk-pupuk pertanian yang mengandungbahan kimia sintesis.Alga dapat
digunakan sebagai pupuk organik karena mengandung bahan-bahan mineralseperti
potasium dan hormon seperti auxin dan sytokinin yang dapat meningkatkan daya
tumbuhtanaman untuk tumbuh, berbunga dan berbuah.
Daftar Referensi
Andi,
Ismail . 2012. “MAKALAH KLASIFIKASI KELOMPOK ALGA” . http://ismai-landi.blogspot.com/2012/04/makalah-klasifikasi-kelompok-alga.html . Diakses pada tanggal 02 November 2012.
D’rhey , Tomz. 2011 .
“Alga” http://www.scribd.com/doc/56615325/Alga
. Diakses pada tanggal 02
November 2012.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2165580-mikroalgae-penyerap-limbah-logam-berat/
. Diakses pada tanggal 02 November 2012 .
Natasasmita, Dias. 2011. “Rahasia Rumput Laut sebagai Bioenergi”
http://adios19.wordpre ss.com
/2011/06/09/rahasia-rumput-laut-sebagai-bioenergi/ . Diakses pada tanggal 02 November 2012.
http://www.scribd.com/doc/89658945/Makalah-Mikrobiologi . Diakses pada tanggal 02 November 2012.
0 komentar:
Posting Komentar